Analisis Instrumen Tes Kualitatif dan Kuantitatif
Analisis kualitatif merupakan analisis butir soal sebelum soal tersebut digunakan atau diujikan. Analisis butir soal kualitatif menggunakan format penelaahan soal. Biasanya hal - hal yang ditelaah dalam analisis kualitatif meruapakan hal - hal yang berkaitan dengan materi soal seperti bahasa serta budaya dimasyarakat tempat soal dibuat. Telaah soal atau penilaian butir soal secara kualitatif juga merupakan analisis teoritis, dilakukan sendiri, bantuan teman sejawat, atau dikonsultasikan dengan atasan. Adapun kriteria kualitatif yakni sebagai berikut :
a. Isi atau materi
Analisisi dibagian isi atau materi dapat dilihat dari kesesuaian soal dengan indikator, hanya ada satu jawaban yang benar, kesesuaian penggunaan istilah dari segi keilmuan, pengecoh benar - benar berfungsi dan homogen dari segi keilmuaan.
b. Konstruksi
Soal dikatakan memiliki konstruksi baik hendaknya pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban kunci, penyertaan grafik, gambar ataupun tabel pada soal benar - benar berfungsi, tidak menggunakan kata negatif ganda, panjang alternatif pilihan jawaban relatif sama, untuk soal hitungan, jawaban sudah diurutkan berdasarkan nilainya, tidak menggunakan jawaban 'tidak ada jawaban yang benar' atau semua benar, pengecoh benar - benar masuk akal, serta pengecoh tidak menggring oponi ke arah jawaban kunci.
c. Bahasa
Sebaiknya tidak menggunakan kata - kata atau istilah yang mendua arti (ambigu), kalimat lugas (kalimat efisien), kalaimat informatif/ komunikatif (menurut pemahaman testee), memperhatikan ejaan yang disempurnakan, dan menggunakan istilah baku (bebas dari istilah lokal).
2. Analisis Kuantitatif Instrumen Tes
a. Indeks kesukaran item
Dasar pertimbangan untuk menentukan proposi jumlah soal yang termasuk golongan mudah, sedangm dan sukar adalah berdasarkan pada kurva normal, artinya sebagaian besar soal berada dalam kategori mudah dan sukar. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 - 1,0. Semakin besar indeks perolehan maka menunjukkan semakin mudah butir soal, sebaliknya jika sebagian kecil atau tidak ada sama sekali siswa yang memjawab benar, maka menunjukkan butir soal sukar. Oleh karena itu peran guru sebagai judgement dalam menganalisis apakah judgment soal yang diberikan guru sudah sesuai atau tidak, seperti contoh soal no 1 di judgement ke dalam kategori mudah, soal no 2 dan soal 3 serta 4 tergolong sukar. Kemudian diuji cobakan dan di analisis apakah nomor - nomor soal tadi sudah sesuai dengan judgement atau tidak. Adapun cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukran soal dengan menggunakan rumus :
P = B/N
P (Proporsi Indeks kesukaran)
B (Jumlah siswa yang menjawab benar
N (Jumlah peserta tes)
Ketentuan tingkat kesukaran yang dikatakan baik :
P = 0 - 0,25 Sukar
P = 0,26 - 0,75 Sedang
P= 0,76 - 1 Mudah
b. Indeks diskriminasi item (daya pembeda)
Daya beda (discriminating power), diberi notasi D atau DB. Analisi daya pembeda mengkaji butir - butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong kategori mampu atau tinggi prestasinya dengan siswa yang tergolong kategori kurang atau sedang prestasinya. Dalam hal ini suatu butir soal diakatakan tidak memiliki pembeda atau daya beda jika soal yang diberikan pada dua kelompok siswa yang berbeda kemampuannya dan hasilnyapun sama artinya soal tidak menunjukkan gambaran hasil kemampuan siswa yang sesungguhnya, maka dikatakan tidak memiliki daya pembeda. Dapat disimpulkan bahwa soal dikatakan baik apabila dapat membedakan kemampuan siswa dalam sebuah kelompok. Manfaat daya pembeda :
- Meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empirik seperti apakah soal itu baik, direvisi, atau ditolak
- Mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi atau membedakan kemampuan siswa, baik yang telah memahami ataupun yang belum memahamu materi yang diajarkan oleh guru
Adapun kategori indeks diskriminasi daya pembeda dapat dilihat sebagai berikut :
Indeks
Diskriminasi DB
|
Kualitas Tes
|
< 0,19
|
Item
lemah sekali (jelek), ditolak atau
dibuang dan digantikan oleh item yang lain
|
0,2 – 0,29
|
Item
perlu pembahasan, biasanya perlu diperbaiki
|
0,3 – 0,39
|
Item
soal cukup, dapat diterima dengan perbaikan
|
0,4 - lebih
|
Item
soal sangat baik dan dapat diterima
|
Selanjutnya untuk mengetahui daya beda masing - masing nomor soal (item) dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan :
JKa = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar
JKb = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar
nKa = Jumlah siswa kelompok atas
nKb = Jumlah siswa kelompok bawah
c. Korelasi skor item dengan skor total item (Homogenitas)
Homogen atau tidaknya sebuah butir soal diketahui dengan cara menghitung koefisien korelasi anatara skor tiap butir soal dengan skor total. Adapu yang lazim digunakan dalam teknik korelasi ini yang menggunakan Pearson's Product Moment, bisa juga teknik korelasi point biserial.
Butir soal yang homogen, koefisien korelasinya sama atau di tas batas signifikasi (batas kritis korelasi). Namun jika butir soal yang tidak atau kurang homogen koefisien korelasinya akan negatif atau lebih kecil dari batas signifikansi. Jika butir soal tidak homogen kemungkinan ada aspek lain di luar bahan yang diajarkan (soal tidak sesuai dengan tujuan pengajaran), maka disarankan untuk merevisi atau dibuang.
d. Analisis fungsi distraktor
Distraktor adalah suatu pola yang menggambarkan bagaimana siswa tes menentukan pilihan jawabannya terhadap kemungkinan - kemungkinan jawaban yang telah di pasangkan pada setiap butir. Distraktor (pengecoh) bertujuan untuk mengecoh siswa yang kurang mampu (tidak tahu) untuk dibedakan dengan yang mampu (lebih tau).
Indeks analisis pengecoh dihitung dengan rumus :
e. Validitas item
Validitas merupakan ketepatan atau kecermatan instrumen mengukur apa yang hendak diukur. Suatu instrumen dikatakn valid apabila hasil pengukuran mencerminkan ketepatan yang sesuai dengan fakta. Validitas tes dicari menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yaitu :
f. Reliabilitas
Reliabilitas adalah keteapatan suatu tes yang diujikan kepada subjek yang sama dalam waktu yang berberda. Tes dapat dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Adapun berbagai informasi lengkap mengenai reliabilitas dapat dilihat dan dibaca di artikel sebelumnya, klik disini
Post a Comment for "Analisis Instrumen Tes Kualitatif dan Kuantitatif"