Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

RUANG LINGKUP DAN JENIS-JENIS PENELITIAN PENDIDIKAN



Ruang Lingkup Penelitian Pendidikan

       Penelitian dalam bidang pendidikan banyak yang lebih diarahkan pada aplikasi dari konsep dan teori. Penelitian demikian ini dikelompokkan sebagai penelitian terapan atau applied research.
       Ruang lingkup dan kajian pendidikan, diantaranya: komponen-komponen proses pendidikan dan penelitian bidang pendidikan. Komponen-komponen proses pendidikan tersebut meliputi: interaksi pendidikan, tujuan pendidikan, lingkungan pendidikan, dan pergaulan pendidikan. Sedangkan penelitian bidang-bidang pendidikan, antara lain meliputi: penelitian bidang ilmu dan praktek pendidikan, akan dijelaskan dalam uraian berikut.



1. Penelitian Bidang ilmu dan Praktik Pendidikan

Penelitian dalam bidang pendidikan  banyak yang lebih diarahkan pada aplikasi dari konsep dan teori. Penelitian demikian ini dikelompokkan  sebagai penelitian terapan atau  applied research. Disamping dua jenis penelitian di atas dalam bidang ini  dapat juga mengevaluasi pelaksanan atau keberhasilan  suatu sistem, ketepatan penggunaan suatu sistem, program model, metode, media, instrumen, dsb.


a. Pendidikan Teoritis 
Penelitian yang diarahkan pada kajian bidang pendidikan teoritis ini, antara lain meliputi:

  • Kajian filosofis tentang pendididikan: idealisme, realisme, pragmatisme, eksistensialisme.
  • Pendidikan dalam orientasi: tranmisi, transaksi, dan tranformasi.
  • Konsep-konsep pendidikan, perenialisme, esensialisme, romantisme, progresivisme, teknologi pendidikan dan pendidikan pribadi. 

b. Pendidikan Praktis
Pengelompokan bidang pendidikan praktis tersebut, sebagai berikut:

  • Berdasarkan lingkungan dan kelompok usia 
  • Berdasarkan jenjang
  • Berdasarkan Bidang Studi
2. Penelitian Bidang Ilmu, Praktik Kurikulum dan Pembelajaran
Pada umumnya penelitian dalam bidang kurikulum dan pengajaran/pembelajaran diarahkan dari aplikasi dari teori atau konsep sebagai penelitian terapan atau  applied research.  Selain itu,  dalam penelitian bidang kurikulum dan pengajaran, dapat juga dilakukan  penelitian  evaluasi, misalnya untuk mengevaluasi pelaksanaan atau keberhasilan suatu  model desain kurikulum/pembelajaran, implementasi kurikulum, ketepatan penggunaan suatu model, metode, media pembalajaran, instrumen evaluasi.

3. Lingkup penelitian Kurikulum dan Pembelajaran
Syaodih (2005) membagi lingkup penelitian kurikulum dan pembelajaran terdiri dari: kurikulum teoritis dan  kurikulum praktis, meliputi: kurikulum sebagai rencana (curriculum design), penyusunan kurikulum, implementasi kurikulum, evaluasi dan penyempurnaan kurikulum, serta manajemen kurikulum.
a. Kurikulum Teoritis (penelitian dasar)
  • Teori-teori desain dan rekayasa kurikulum 
  • Teori-teori pengajaran/pembelajaran 
  • Teori-teori belajar 
  • Teori-teori evaluasi
b. Kurikulum Praktis (penelitian terapan dan evaluasi)
  • Kurikulum sebagai rencana (curriculum design)
  • Penyusunan Kurikulum
  • Implementasi Kurikulum
  • Evaluasi dan penyempurnaan kurikulum
  • Manajemen kurikulum
4. Penelitian Bidang Ilmu dan Praktik Bimbingan dan Konseling


Lingkup Bidang Bimbingan dan Konseling (BK), menurut Syaodih (2005: 45-46) meliputi: bimbingan konseling teoritis dan bimbingan konseling praktik. Berikut akan dijabarkan secara rinci, baik bimbingan konseling teoritis maupun praktik. 

1) Bimbingan konseling teoritis, meliputi:

  • Teori bimbingan 
  • Teori konseling 
  • Teori kepribadian 
  • Teori perkembangan 
  • Teori balajar 
  • Teori pengukuran 

2) Bimbingan konseling praktik: 

a) Berdasarkan layanan

  • Layanan pengukuran dan pengumpulan data 
  • Layanan Pemberian informasi 
  • Layanan penempatan 
  • Layanan konseling 
  • Layanan pengembangan 
b) Berdasarkan komponen BK sebagai system
  • Raw Input 
  • Instrumen Input 
  • Enviromental Input 
  • Proses 
  • Output

c) Program BK 
Berdasarkan lingkup program

  • Bimbingan pendidikan dan pengajaran 
  • Bimbingan karir 
  • Bimbingan sosial pribadi 
Berdasarkan Jalur
  • Bimbingan pada pendidikan formal 
  • Bimbingan pada pendididikan non formal 
Berdasarkan jenjang
  • Bimbingan di Taman kanak 
  • Bimbingan di Sekolah Dasar 
  • Bimbingan di Sekolah Menengah 
  • Bimbingan di Perguruan Tinggi

d) Manajemen BK 

Manajemen BK pada lingkup dinas 
Manajemen BK pada lingkup sekolah/perguruan tinggi

  • Manajemen BK di TK dan SD 
  • Manajemen BK di Sekolah Menengah 
  • Manajemen BK di Perguruan Tinggi
5. Penelitian Bidang Ilmu dan Praktik Manajemen Pendidikan


Kajian terhadap bidang ilmu dan praktik manajemen tersebut yang menjadi perhatian dalam penelitian pendidikan (Syaodih, 2005: 46-47) dirinci sebagai berikut. 
a. Lingkup manajemen pendidikan teoritis 
b. Lingkup manajemen pendidikan teoritis praktis

  • Kepemimpinan
  • Model‐model manajemen
  • Berdasarkan proses manajemen
  • Berdasarkan komponen/ segi pengelolaannya manajemen program pendidikan
  • Berdasarkan komponen pendidikan 
  • Berdasarkan lingkup penyelenggaraan
B.     Komponen-Komponen Pendidikan
1. Interaksi Pendidikan
Kegiatan pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tersebut merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan, dan karakteristik pribadi peserta didik. Tujuan pendidikan minimal diarahkan kepada pencapaian empat sasaran, yaitu: (1) pengembangan segi-segi kepribadian, (2) pengembangan kemampuan kemasyarakatan, (3) pengembangan kemampuan melanjutkan studi, dan (4) pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja (Syaodih, 2005: 24). 
         Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta berbagai sumber pendidikan. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan. Situasi pergaulan pendidikan tersebut biasa disebut pergaulan edukatif.


2. Tujuan Pendidikan

Perbuatan mendidik diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, yaitu tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan ini bisa menyangkut kepentingan peserta didik sendiri, kepentingan masyarakat dan tuntutan lapangan pekerjaan atau ketiga-tiganya yaitu peserta didik, masyarakat dan pekerja sekaligus. Proses pendidikan diarahkan pada peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri peserta didik.

3. Lingkungan Pendidikan
Proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, politis, keagamaan, intelektual, dan nilai-nilai. Lingkungan fisik terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia, yang merupakan tempat dan sekaligus memberikan dukungan kadang-kadang juga hambatan bagi berlangsungnya proses pendidikan.
         Lingkungan sosial budaya merupakan lingkungan pergaulan antar manusia. Di lingkungan ini pendidik dan peserta didik serta orang-orang lainnya terlibat dalam pendidikan dan terjadinya komunikasi dalam bentuk pergaulan pendidikan.
        Lingkungan keagamaan adalah lingkungan yang terkait dengan pola-pola kegiatan, perilaku manusia dalam melaksanakan kewajiban dan nilai-nilai keagamaan.


4. Pergaulan Pendidikan

Dalam pergaulan pendidikan proses pengembangan berlangsung secara informal, alamiah, dan mungkin juga tidak  disadari, walaupun dari sisi pendidik seharusnya selalu disadari. Syaodih (2005) mengatakan bahwa proses pendidikan dalam situasi pergaulan berlangsung melalui percontohan. Para pendidik dengan apa yang mereka perlihatkan, katakan, perbuat, dan berikan. Pendidikan diberikan dengan “seluruh penampilan pendidik”, dengan seluruh hal yang pendidik perlihatkan kepada para peserta didik, termasuk hal-hal yang kurang baik atau tidak
mendidik.

C.    Karakteristik Penelitian Pendidikan 
Penelitian dapat dilakukan dengan baik terhadap ilmu manapun terhadap praktik pendidikan. Ada tujuh karakteristik penelitian pendidikan menurut  McMillan dan Schumacher (2001:11-13), yaitu:
  1. Objektivitas. Penelitian harus memiliki objektivitas (objectivity) baik dalam karakteristik maupun prosedurnya.
  2. Ketepatan. Penelitian juga harus memiliki tingkat ketepatan (precision), secara teknis instrumen pengumpulan datanya harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai, desain penelitian, pengambilan sampel dan teknik analisisnya tepat.
  3. Verifikasi. Penelitian dapat diverifikasi, dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.
  4. Penjelasan Ringkas. Penelitian mencoba memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena dan menyederhanakannya menjadi penjelasan yang ringkas. 
  5. Empiris. Penelitian ditandai oleh sikap dan pendekatan empiris yang kuat. Secara umum empiris berarti berdasarkan pengalaman praktis. Dalam penelitian empiris kesimpulan didasarkan atas kenyataan-kenyataan yang diperoleh dengan menggunakan metode penelitian yang sistematik, bukan berdasarkan pendapat atau kekuasaan. Sikap empiris umumnya menuntut penghilangan pengalaman dan sikap pribadi.
  6. Penalaran Logis. Semua kegiatan penelitian menuntut penalaran logis. Penalaran merupakan proses berpikir, menggunakan prinsip-prinsip logika deduktif dan induktif.

Sub unit 2
Jenis-jenis Penelitian Pendidikan

A.    Penelitian Kuantitatif
McMilan dan Schumacher (2001) memulai dengan membedakannya natara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendekatan kuantitatif dibedakan pula antara metode-metode penelitian eksperimen dan non eksperimen.
Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang bertolak dari asusmsi bahwa realita bersifat tunggal, fixed, stabil, lepas dari kepercayaan dan perasaan-perasaan individual.

1. Penelitian Noneksperimental

a. Penelitian Deskriptif.
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang daa, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.

b. Penelitian Survai
Survai digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topic atau isu-isu tertentu. Ada tiga karakteristik utama dari survai : (1) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu, (2) informasi dikumpulkan mulai pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis walaupun juga bisa lisan) dari suatu populasi, (3) informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.
Tujuan utama survai adalah mengetahui gambaran umum karakakteristik dari populasi.

c. Penelitian Ekspos Fakto
Penelitian ekspos fakto (expost facto research) meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsungatau telah terjadi.

Penelitian ekspos fakto mirip dengan penelitian eksperimen, tetapi tidak ada pengontrolan variable, dan biasanya juga tidak ada pra tes.

d. Penelitian Kooperatif.
Penelitian diarahkan untuk menegtahui apakah natara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbeedaan dalam aspek atau variable yang diteliti. Dalam penelitian inipun tidak ada pengontrolan varibel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrument yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistic untuk mencari perbedaan .diantara variable-variabel yang diteiti.


e. Penelitian Korelasional
Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variable dengan variable-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabellain dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikasi) secara statistic.

f. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan maslah perbaikan. Penelitian tindakan demikian diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan kolaboratif atau collaborative action research (Oja & Sumarjan, 1989, Stinger, 1996). Penelitian tindaka kolaboratif selain diarahkan kepada perbaikan proses dan hasiljuga bertujuan meningkatkan kemampuan para pelaksana, sebab penelitian kolaboratif merupakan bagian dari program pengembangan staf.

g. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan (research dan development) ini berawal dari industry-base development model, yang digunakan sebagai prosedur untuk merancang dan mengembangkan suatu produk baru yang berkualitas. Dalam pengembangan pendidikan kadang-kadang disebut industry-base development muncul sebagai stratergi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lebih khusus dikemukakan bahwa dalam bidang pendidikan , penelitian dan pengembangan yang disingkan R & D adalah suatu proses yang digunkaan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan serta menemukan pengetahuan-pengetahuan baru melalui “base research” (Borg dab Gall, 2003:569-570) dan bertujaun memberikan perubahan-perubahan pendidikan guna meningkatkan dampak-dampak positif yang potensial dari temuan-temuan penelitian dalam memecahkan permasalahan pendidikan dan digunakan untuk meningkatkan kerja praktik-praktik pendidikan, antara lain melalui pembelajaran dalam bentuk penelitian.


2. Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimental merupakan penelitian laboratorium, walaupun bisa juga dilakukan diluar laboratorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip penelitian laboratorium, terutama dalam pengontrolan terhadap hal-hal yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Metode ini bersifat validation, yaitu menguji pengaruh stau atau lebih variable terhadap variable lain. Variabel yang member pengaruh dikelompokkan sebagai variable bebas (independent variables), dan variable yang dipengaruhi dikelompokkan sebagai variable terikat (dependent variables).


Ada beberapa variasi dari penelitian eksperimental, yaitu :
a. Eksperimen Murni
Eksperimen murni (true experimental) merupaka metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat ekspiremen.

b. Eksperimen Semu
Metode eksperimen semu (quasi experimental) pada dasarnya sama dengan murni, bedanya dalah dalam pengontrolan variabel, yaitu terhadap variabel yang dipandang paling dominan.

c. Eksperimen Lemah
Eksperimen lemah (weak experimental) merupakan metode penelitian eksperimen yang didesain dan perlakuannya seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali.

d. Eksperimen Subjek Tunggal
Eksperimen subjek tunggal ( single subject experimental) merupakn eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaannya eksperimen subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi, atau lemah berlaku. Eksperimen subjek tunggal yang baik minimal menggunakan kuasi, tetapi kalau untuk latihan kuliah, eksperimen lemah juga dapat digunakan.


B.     Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif berangkat dari filsafat konstruktivisme, yang memandang kenyataan iti berdeminse jamak, interaktif, dan menuntut interpretasi berdasarkan pengalaman social. “Reality is multilayer, interactive and a shared social experience interpretation by individuals” (McMilan and Schumacher, 2001).

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendesktipsikan dan menganilis fenomena,peristiwa, aktivitas social, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran, orang secara individual maupun kelompok, berguna untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan.

Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan, yaitu menggambarkan dan mengungkapkan (to describe and to explain). Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskripfit dan eksplanatori. Beberapa penelitian memberikan deskripsi tentang situasi yang kompleks, dan arah bagi penelitian selanjutnya. Tujuan lainnya adalah memberikan eksplanasi (kejelasan) tentang hubungan antara peristiwa dengan makna terutama menurut persepsi partisipan.


1. Kualitatif Interaktif

a. Studi Etnografik
Studi etnografik (ethnoraphigstudies) mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya, kelompok sosial atau system. Dalam pendidikan dan kmurikulun difokueskan pada salah satu kegiatan inovasi seperti pelaksanaan model kurikulum terintegrasi, berbasis kompetensi,pembelajaran kontekstusl, dan sebagainya. Proses penelitian etnografik dilaksanakan di dilapangan dalam waktu yangcukup lama, berbentuk observasi dan wawancaran secara alamiah dengan para patrisipan, dalam berbagai bentuk kesempatan kegiatan, serta mengumpulkan dokumen-dokumen dan benda-benda (artifak).

b. Studi Historis
Studi historis (historical studies) menerima peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Penelitian historis menggunakan pendekatan, metode dan materi yang sama dengan penelitian etnografis, tetapi dengan focus tekanan, dan sistematika yang berbeda.

c. Studi Fenomenologis
Fenomenologi mempunyai dua makna, sebagai filsafat sain dan sebagai metode pencarian (penelitian).tujuan dari penelitian fenomenologis adalah mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut.
Penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam yang lama dengan partisipan.

d. Studi Kasus
Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk kasus yang tersebut. Tiap kasus bersifat unik atau memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan kasus lainnya.

e. Teori Dasar
Penelitian teori dasar atau sering disebut juga penelitian dasar atau teori dasar (grounded theory) merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan atau minimal menguatkan terhadap suatu teori.

Penelitian dasar (grounded research) dilaksanakan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, diadakan cek-recek ke lapangan, studi pembandingan antar kategori, fenomena dan situasi melalui kajian induktif, deduktif, dan verifikasi sampai pada titik jenuh.

f. Studi Kritis
Hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian kritis. Pertama, penelitian-penelitian kritis tidak bersifat diskrit, meskipun masing-masing punya implikasi metodologis. Kedua, penelitian kritis menggunakan pendekatan studi kasus, kajian terhadap suatu kasus (kasus tunggal), kajian yang bersifat mendalam yang berbeda dengan kajian eksperimental atau kajian lain yang bersifat generalisasi maupun membandingkan.


2. Penelitian Non interaktif


Penelitian noninteraktif (non interactive inquiry) disebut juga penelitian analitis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen.

Ada tiga macam penelitian analitis atau studi noninteraktif, yaitu : 

Petama analisis konsep merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep penting yang diinterpretasikan pengguna atau pelaksana secara beragam sehingga banyak menimbulkan kebingungan.

Kedua, analisis historis menganalisis data kegiatan, program, kebijakan yang telah dilaksanakan pada masa yang lalu.

Ketiga, analisis kebijakan menganalisis berbagai dokumen yang berkenaan dengan kebijakan tertentu, kebijakan otonomi daerah dalam pendidikan, ujian akhir sekolah, pembiayaan pendidikan dan sebagainya.


DAFTAR PUSTAKA

Syukri, Mohammad, dkk. 2007. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.