Rumus Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal
Pengertian Daya Pembeda Soal
Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Sundayana, 2016:76). Selanjutnya Hendriana dan Soemarmo (2014:64) menyatakan bahwa suatu butir tes dikatakan memiliki daya beda yang baik artinya butir tes tersebut dapat membedakan kualitas jawaban antara siswa sudah paham dan yang belum paham tentang tugas dalam butir tes yang bersangkutan.
Semakin tinggi proporsinya, maka semakin baik soal tersebut dalam membedakan antara siswa yang berkamampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun untuk menguji daya pembeda soal perlu kita ketahui mengenai langkah - langkahnya sebagai berikut :
- Menghitung jumlah skor total setiap siswa,
- Mengurutkan skor total mulai dari skor tertinggi ke skor yang terendah,
- Menetapkan kelompok atas dan bawah, dan
- Menghitung rata - rata skor kelompok atas dan bawah.
Rumus daya pembeda soal dapat diperoleh melalui perhitungan dengan rumus : (Arikunto, 2013:228)
Keterangan :
- D = daya pembeda soal
- BA = banyak siswa pada kelompok atas yang menjawab benar
- BB = banyak siswa pada kelompok bawah yang menjawab benar
- JA = banyak siswa pada kelompok atas
- JB = banyak siswa kelompok bawah
- PA = proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar
- Pb = proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar.
Kriteria klasifikasi daya pembeda soal
Klasifikasi Daya Pembeda
|
Keterangan
|
0,71 – 1,00
|
Baik sekali (excellent)
|
0,41 – 0,70
|
Baik (good)
|
0,21 – 0,40
|
Cukup (satistifactory)
|
0,00 – 0,20
|
Jelek (poor)
|
Negative
|
Jelek Sekali
|
Arikunto (2013-232)
PengertianTingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Makin besar tingkat kesukaran tersebut, maka makin mudah soal tersebut, sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran maka makin sukar soal tersabut.
Soal dikatakan baik apabila soal tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah cenderung tidak akan merangsang siswa untuk lebih termotivasi lagi dapat usaha menjawab soal. Sebaliknya jika soal terlalu sukar, maka akan menyebabkan siswa cenderung kurang termotivasi untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.
Adapun rumus tingkat kesukaran soal :
Arikunto (2013-223)
Keterangan :
P = tingkat kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran
Kriteria Tingkat
Kesukaran
|
Kategori
|
P < 0,30
|
Sukar
|
0,30 < P <
0,70
|
Sedang
|
P > 0,70
|
Mudah
|
Arikunto (2013-225)
Daftar Pustaka :
Hendriana dan Soemarmo. (2014). Penelian pembelajaran matematika. Bandung : PT Refika Aditama.
Suharsimi, Arikunto. (2013). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Sundayana, Rostina. 2016. Kaitan antara gaya belajar, kemandirian belajar, dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP dalam pelajaran matematika. Jurnal Ilmiah program studi matematika STIKIP Garut, 8 (1), 31-40.
Post a Comment for "Rumus Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal"