Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Model Pembelajaran Team Assisted Individualization ( TAI )

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang
Pembelajaran kooperatif merupakan stategi pembelajaran yang mendorong siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui keterampilan proses (Henny, 2003:20). Siswa belajar dalam kelompok kecil yang kemampuannya heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerja sama dan saling membantu dalam memahami suatu bahan ajar.

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif (Stahl, 1994) adalah;
1. Belajar bersama dengan teman,
2. Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman,
3. Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok,
4. Belajar dari teman sendiri dalam kelompok,
5. Belajar dalam kelompok kecil,
6. Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat,
7. Keputusan tergantung pada siswa sendiri,
8. Siswa aktif.

Senada dengan ciri-ciri tersebut, Johnson dan Johnson (1984) serta Hilke (1990) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah;
1. Terdapat saling ketergantungan yang positif antar anggota kelompok, (
2. Dapat dipertanggungjawabkan secara individu,
3. Heterogen,
4. Berbagi kepemimpinan,
5. Berbagi tanggung jawab,
6. Menekankan pada tugas dan kebersamaan,
7. Membentuk keterampilan sosial,
8. Peran guru mengamati proses belajar mahasiswa,
9. Efektivitas belajar tergantung pada kelompok. Proses belajar terjadi dalam kelompok-kelompok kecil (3-4 orang anggota), bersifat heterogen tanpa memperhatikan perbedaan kemampuan akademik, jender, suku, maupun lainnya.

Ada 4 macam model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends (2001) , yaitu; (1) Student Teams Achievement Division (STAD), (2) Group Investigation, (3)Jigsaw, dan (4) Structural Approach. Sedangkan dua pendekatan lain yang dirancang untuk kelas-kelas rendah adalah; (1) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai SD), dan Team Accelerated Instruction (TAI) digunakan pada pembelajaran matematika untuk tingkat 3-6 (setingkat TK).

B. Rumusan masalah
Berikut rumusan-rumusan masalah yang penulis paparkan dalam makalah ini :
a. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization ( TAI )
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization)


PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization ( TAI )

Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Terjemahan bebas dari TAI adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karaktristik bahwa (Driver,1980) tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru adalah negoisasi dan bukan imposisi-intruksi.

Pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan kombinasi antara belajar secara kooperatif dengan belajar secara individual. Siswa tetap dikelompokkan, tetapi setiap siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing, setiap anggota kelompok saling membantu dan mengecek. (Rahmawati, 2006).

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan (Suyitno,2002:9). Dalam model ini, diterapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah. Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

TAI merupakan pembelajaran yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
1. Team atau kelompok.

Kelompok yang dibentuk beranggotakan 5 orang siswa. Kelompok tersebut merupakan kelompok heterogen, yang mewakili hasil-hasil akademis dalam kelas, jenis kelamin dan ras. Fungsi kelompok adalah untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok ikut belajar dan lebih khusus adalah mempersiapkan anggotanya untuk mengerjakan tes dengan baik.

2. Placement Test atau Tes Penempatan.
Para siswa diberi pretest pada permulaan program. Hal ini dimaksudkan untuk menempatkan siswa pada kelompok belajar yang didasarkan pada hasil tes mereka.

3. Curiculum Material atau Perangkat Pembelajaran.
Dalam pembelajaran, strategi pemecahan masalah ditekankan pada seluruh materi. Masing-masing unit terbagi dalam:
  • Satu lembar petunjuk, berisi tinjauan konsep-konsep yang diperkenalkan oleh guru dalam pengajaran kelompok, dibahas dengan singkat.
  • Beberapa lembar praktek keterampilan masing-masing praktek keterampilan memperkenalkan sebuah sub keterampilan yang membawa kepada ketuntasan keseluruhan keterampilan.
  • Tes formatif, dalam penelitian ini yang dimaksud adalah kuis. 
4. Team Study atau Belajar Kelompok.
Setelah guru menjelaskan materi pokok pada tiap pertemuan, siswa ditempatkan pada kelompoknya masing-masing. Tujuan dari kelompok ini adalah agar semua siswa aktif untuk belajar dan lebih khusus siswa menyelesaikan tugas secara mandiri. Setiap siswa dalam setiap kelompok bekerja dengan langkah-langkah sebagai berikut.
  • Bagi kelompok siswa 2 atau 3 orang
  • Siswa membaca halaman panduan, dapat minta bantuan guru atau teman tim lain bila belum jelas selanjutnya mulai mengerjakan unit mereka
  • Tiap siswa mengerjakan minimal 4 soal pertama, jawabannya dicek oleh teman yang lain dalam satu tim. Apabila jawaban benar boleh malanjutkan ke unit berikutnya, tapi bila salah kembali mencoba menjawab unit yang baru dikerjakan tersebut sampai benar.
  • Apabila sudah benar semua jawaban siswa, dia dilanjutkan dengan mengikuti tes formatif A dalam bentuk kuis dengan 10 soal yang mirip dengan latihan kemampuan terakhir, secara individual. Apabila benar jawabannya sampai 80 % maka anggota tim mereka memberikan tanda tangan sebagai bukti telah syah dan dapat melanjutkan pada unit berikutnya. Apabila tidak berhasil maka guru akan memberikan bimbingannya kepada siswa yang bersangkutan.
  • Tes formatif siswa ditandatangani oleh pemeriksa dari temannya satu tim. 
5. Team Scores and Team Recognition atau Skor Kelompok dan Pengakuan Kelompok.
Pada akhir tiap siklus, guru menghitung skor kelompok. Skor ini diperoleh dari rata-rata nilai kuis dan nilai tes tiap siklus yang diperoleh tiap anggota kelompok. Kemudian guru mengumumkan predikat untuk tiap kelompok berdasarkan skor yang diperoleh. Kriteria yang dianut untuk prestasi kelompok yaitu riteria tinggi untuk kelompok super, riteria menengah untuk kelompok hebat dan riteria minimum untuk kelompok baik.

6. Teaching Group atau Pengajaran Kelompok.
Pada tiap pertemuan, guru memberikan bimbingan selama 10 sampai 15 menit dalam suatu kelompok yang anggotanya diambil dari tiap-tiap kelompok yang terbentuk yang memiliki tingkat penguasaan yang sama dilihat dari modul yang diselesaikan. Tujuan dari pengajaran kelompok ini adalah agar siswa dapat mengintegrasikan pengatahuan-pengetahuan baru yang diberikan oleh guru dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki siswa sehingga mereka dapat memahami konsep yang diajarkan dengan baik. Pada saat guru memberikan pengajaran kelompok ini, siswa yang lain tetap melanjutkan untuk mengerjakan modul pada kelompoknya masing-masing.

7. Fact Test atau Tes Fakta.
Setiap minggu dilakukan 2 kali tes fakta selama 3 menit, misalnya fakta perkalian, pembagian dan sebagainya. Para siswa diberi lembar kerja dan lembar fakta untuk dipelajari sebagai persiapan tes.

8. Whole Class atau Unit-unit Kelas Keseluruhan.
Setelah pertemuan ke tiga tiap siklus, guru menghentikan pengajaran individual dan pengajaran kelompok, kemudian menggunakan waktu satu kali pertemuan untuk memberikan materi kepada siswa secara keseluruhan yang berhubungan dengan strategi pemecahan soal, sehingga mereka lebih siap untuk menghadapi tes.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI yaitu:
  • Guru harus meminimalkan keterlibatan dalam manajemen tiap kelompok.
  • Guru harus mengalokasikan sedikitnya setengah dari jumlah jam pelajaran tiap pertemuan untuk memberikan pengajaran kelompok.
  • Teknik yang digunakan dalam pengajaran di kelas harus yang sederhana sehingga siswa yang berada pada tingkat tertentu dapat memahami dan melaksanakan dengan baik.
  • Guru memotivasi setiap siswa untuk bekerja dalam kelompoknya masing-masing dengan cepat dan seefesien mungkin tanpa harus meniru pekerjaan temannya.
B. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)
  • Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
  • Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
  • Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender. 
  • Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
  • Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
  • Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
A. Kesimpulan
Pada Pembelajaran Kooperatif tipe TAI yang terjemahan bebasnya adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) tanggung jawab belajar ada pada siswa. Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Dari uraian diatas diharapkan TAI atau BidaK dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar matematia baik secara kelompok lebih-lebih secara individual.

B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat kami kemukakan selaku penulis makalah ini antara lain:
  • Agar kita lebih dapat memahami dan mengetahui lebih dalam lagi tentang bagaimana Model Pembelajaran Team Assisted Individualization ( TAI ) ; dan
  • Semoga pembahasan materi dalam makalah ini dapat dilanjutkan lagi untuk menambah wawasan
DAFTAR PUSTAKA
Suriansyah, A dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
http://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/28/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tai-team-assisted-individualization/
http://blog.unsri.ac.id/fajar/miscellaneous/pembelajaran-kooperatif-tipe-team-assisted-individualization-tai/mrdetail/12770