Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan Kurikulum Merdeka Belajar dengan Kurikulum 2013 Serta Macam-Macam Literasi dalam Kurikulum Merdeka Belajar

 

Pemerintah terus mengembangkan kurikulum dan memperbaiki sistem pendidikan negara untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi para siswanya. Salah satunya adalah rilis Merdeka Belajar. Ini adalah salah satu konsep utama perbedaan antara kurikulum Merdeka dan K13-nya saat ini.

Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum pendidikan yang dirancang oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dan merupakan bentuk evaluasi dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2013.

Perbedaan antara kurikulum Merdeka dan kurikulum 2013-nya sebenarnya sangat signifikan. Bukan hanya soal struktur dan tujuan, tetapi juga mempengaruhi banyak hal lain, seperti: Perbedaan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

Perbedaannya ada pada kerangka kerja, kompetensi yang dituju, struktur kurikulum, pembelajaran, penilaian, materi, dan instrumen kurikulum.

Di bawah ini adalah uraian singkat tentang perbedaan antara kurikulum Merdeka dan K13.

1. Kerangka Dasar

Landasan utama dan kerangka dasar kurikulum 2013 adalah Sistem Pendidikan Nasional dan Standar Nasional Pendidikan.

Di sisi lain, kurikulum Merdeka menambahkan dengan menekankan pada pengembangan profil siswa Pancasila siswa.

2. Kompetensi

Dalam K13, kompetensi dasar (KD) dan kompetensi inti (KI) yang dievaluasi adalah sebagai berikut: Sikap mental, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan.

Sedangkan Kurikulum Merdeka Belajar menggunakan hasil belajar yang diorganisasikan ke dalam fase dan dinyatakan dalam bentuk paragraf. Paragraf ini merangkum pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk memperoleh, meningkatkan, dan memperbaiki kompetensi.

3. Struktur kurikulum

K13 secara teratur mengalokasikan waktu belajar setiap minggu untuk setiap semester untuk memastikan bahwa siswa mencapai hasil belajar mereka setiap semester. Di sisi lain, dalam kurikulum Merdeka Belajar, strukturnya dibagi menjadi dua kegiatan pembelajaran utama.

·         Belajar rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler.

·         Proyek penguatan untuk meningkatkan profil pelajar Pancasila.

4. Pendekatan pembelajaran

Semua mata pelajaran di K13 menggunakan pendekatan ilmiah untuk belajar.

Sedangkan Kurikulum Merdeka Belajar, berfokus pada penguatan pembelajaran yang dibedakan menurut prestasi belajar.

5. Evaluasi

Kurikulum 2013, Penilaian Peserta Didik Dia terdiri dari tiga bagian, diantaranya :

  1. pengetahuan
  2. sikap dan
  3. keterampilan

Di sisi lain, penilaian kurikulum Merdeka Belajar tidak memisahkan penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Macam Literasi dalam Kurikulum Merdeka Belajar

Selanjutnya dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atau Dirjen Dikti mengatakan bahwa ada enam keterampilan dasar.

Literasi dasar ini digunakan dalam implementasi Kurikulum Merdeka Belajar untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan. Literasi ini penting bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan individu mereka baik secara akademis maupun non-akademis.

Satuan pendidikan yang menggunakan enam keterampilan literasi dasar untuk mengimplementasikan kurikulum Merdeka Belajar adalah sekolah dasar (SD) dan pendidikan anak usia dini (PAUD).

Di bawah ini adalah deskripsi singkat tentang enam kompetensi inti dan bagaimana mereka berlaku untuk pembelajaran dalam kurikulum Merdeka Belajar.

1. Literasi Baca Tulis

Menurut Gerakan Literasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), literasi adalah kemampuan untuk memahami konten implisit dan eksplisit dari suatu teks dan menggunakannya untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi. Ini adalah kemampuan untuk menuangkan ide dan pikiran ke dalam tulisan dalam urutan yang benar agar sesuai dengan lingkungan sosial.

Literasi ini adalah jenis literasi pertama yang digunakan oleh Merdekabelahal dalam kurikulumnya. Proses literasi meliputi membaca dan menulis keras. Selama proses implementasi di bawah bimbingan seorang guru. Baca/tulis bersama atau mandiri.

2. Literasi numerik

Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan angka dan berbagai simbol dalam konteks matematika dasar untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. Literasi numerik mencakup pengetahuan, keterampilan, dan perilaku positif. 

3. Literasi sains 

Literasi ilmiah adalah kemampuan untuk memahami fenomena alam dan sosial di sekitar siswa dan untuk membuat keputusan berdasarkan ilmu pengetahuan.

Memperoleh literasi ilmiah membantu peserta didik berpikir kritis, memecahkan masalah secara kreatif, berkolaborasi dan berkomunikasi dengan orang lain, dan mengekspresikan diri untuk memenuhi tantangan abad ke-21. 

Pengetahuan yang biasanya dikaitkan dengan literasi ilmiah adalah:

  • Memahami bagaimana sains dan teknologi bekerja sama
  • Menilai dan memahami dampak sains dan teknologi pada masyarakat
  • Memahami konsep-konsep ilmiah yang penting
  • Memahami ilmu pengetahuan alam, norma dan metode ilmiah, dan pengetahuan ilmiah
  • Mengaitkan kompetensi dalam konteks sains, membaca, menulis, dan memahami tubuh pengetahuan manusia.
  • Menerapkan pengetahuan ilmiah dan keterampilan bernalar dalam kehidupan sehari-hari (Thomas dan Durant dalam Shwartz, 2005). 

4. Literasi finansial

Ini adalah kemampuan untuk menerapkan pemahaman tentang konsep, risiko, keterampilan, dan motivasi pada konteks keuangan. Kami memberikan pendidikan keuangan untuk anak-anak prasekolah dan siswa sekolah dasar sehingga mereka dapat memproses uang dengan tepat dan akurat di masa depan.

5. Literasi digital

Kompetensi digital diperlukan saat bekerja dengan teknologi. Salah satu komponen lingkungan belajar dan akademik adalah literasi digital. Dengan menerapkan literasi digital, masyarakat bisa menjadi jauh lebih cerdas dalam menggunakan dan mengakses teknologi.

Kompetensi seorang pengguna dalam literasi digital meliputi kemampuan untuk menemukan, mengedit, mengevaluasi, menggunakan, menciptakan dan memanfaatkannya secara bijak, cerdas, cermat dan akurat sesuai dengan fungsinya.

6. Literasi budaya dan kewarganegaraan

Kompetensi budaya adalah pengetahuan dan keterampilan untuk memahami dan berhubungan dengan budaya Indonesia sebagai identitas nasional. Kemampuan individu untuk memahami dan bertindak terhadap budaya Indonesia sebagai identitas nasional. Dengan demikian, pendidikan budaya dan kewarganegaraan adalah kompetensi individu dan masyarakat yang berhubungan dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari budaya dan bangsa. 

Memperoleh keterampilan literasi ini sangat penting di abad ke-21. Indonesia memiliki beragam suku bangsa, bahasa, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, dan kelas sosial.




sumber gambar: babad id

Post a Comment for "Perbedaan Kurikulum Merdeka Belajar dengan Kurikulum 2013 Serta Macam-Macam Literasi dalam Kurikulum Merdeka Belajar"