Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) baru-baru ini mengumumkan kebijakan baru tentang proses pembelajaran di Indonesia. Kebijakan baru dalam proses belajar mengajar tersebut dikenal dengan Kurikulum Merdeka sebagai bagian dari Merdeka Berajal. Jadi apa itu kurikulum Merdeka Belajar?
Kurikulum Merdeka Belajar dikembangkan sebagai bagian dari upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengatasi krisis pembelajaran jangka panjang yang diperburuk oleh pandemi. Krisis tersebut ditandai dengan hasil belajar siswa yang buruk, bahkan pada mata pelajaran dasar seperti membaca.
Krisis pembelajaran juga ditandai dengan kesenjangan yang besar dalam kualitas pembelajaran di seluruh wilayah dan antar kelompok sosial ekonomi. Tentu saja, pemulihan sistem pendidikan dari krisis pembelajaran tidak dapat dicapai melalui perubahan kurikuler saja. Hal ini juga membutuhkan upaya untuk memperkuat kapasitas guru dan pimpinan sekolah, dukungan kepada pemerintah daerah, pembentukan sistem penilaian, dan infrastruktur serta pendanaan yang lebih adil. Tetapi kurikulum juga memainkan peran penting.
Kurikulum yang dirancang dengan baik memiliki dampak yang sangat besar pada apa yang diajarkan guru dan bagaimana mereka menyajikan materi mereka. Oleh karena itu, kurikulum yang dirancang dengan baik akan mendorong dan memberdayakan guru untuk mengajar dengan lebih baik.
Apa dan bagaimana penerapannya?
Kurikulum Merdeka Belajar adalah Evaluasi Kurikulum 2013. Kurikulum dengan pembelajaran in-kurikuler yang kaya yang memberi Anda banyak waktu untuk memperkuat kompetensi Anda.
Guru memiliki keleluasaan untuk memilih dari berbagai bahan ajar untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan belajar dan minat siswa mereka. Kurikulum ini juga menjadi pilihan bagi semua satuan pendidikan yang merupakan satuan pendidikan proses pengumpulan informasi yang siap melaksanakan kurikulum Merdeka Belajar.
Konsep Kurikulum Merdeka
- Pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan untuk mengembangkan soft skill dan kepribadian sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
- Berkonsentrasi pada materi yang dibutuhkan dan menyisihkan waktu untuk mempelajari keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan matematika secara menyeluruh.
- Fleksibilitas yang memungkinkan guru untuk memberikan pembelajaran yang berbeda berdasarkan kemampuan peserta didik.
Keuntungan
Menurut kutipan dari ditsmp.kemdikbud.go.id, kurikulum Merdeka Belajar memiliki banyak keunggulan.
- Lebih mudah dan lebih dalam
Kurikulum ini, pada tahap itu, berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik. Proses pembelajaran menjadi lebih intens, bermakna, santai dan menyenangkan.
Manfaat lain dari kurikulum Merdeka Belajar adalah tidak adanya spesialisasi sekolah menengah. Peserta didik dapat memilih mata pelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan ambisi mereka. Guru juga diharapkan untuk mengajar sesuai dengan prestasi dan tingkat perkembangan siswa mereka.
- Lebih relevan dan interaktif
Proses pembelajaran berbasis silabus ini dilakukan melalui kegiatan proyek yang memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk terlibat aktif dengan isu-isu terkini.
Tahap Implementasi Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Dr. Ivan Syahril, atas keputusan untuk menerapkan kurikulum merdeka, Kemendikbud akan mendukung tahapan persiapan dari masing-masing satuan pendidikan yang telah saya siapkan metodenya.
Ketiga jalur tersebut disesuaikan dengan kondisi dan keadaan masing-masing satuan pendidikan.
1. Belajar mandiri
Pilihan belajar mandiri memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan untuk menerapkan kurikulum mandiri. Hanya beberapa bagian atau prinsip saja tanpa mengganti silabus yang saat ini diterapkan di satuan PAUD, Kelas 1, Kelas VII, dan Kelas X.
2. Mandiri Berubah
Metode kedua memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan untuk melaksanakan kurikulum mandiri dengan menggunakan materi yang ada di satuan pendidikan PAUD, Kelas 1, Kelas VII, dan Kelas X.
3. Berbagi mandiri
Dalam kasus ketiga, sekolah dapat mengembangkan sendiri perangkat pendidikan sebagai bagian dari pelaksanaan kurikulum mandiri.
Jalur ini juga memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dan menerapkan kurikulum mandiri dengan mengembangkan bahan ajar sendiri di satuan pendidikan PAUD, Kelas 1, Kelas VII, dan Kelas X.
Dalam hal ini, Awan meminta para guru dan sektor pendidikan untuk mempersiapkan ajaran baru dengan semangat belajar dan berbagi. "Apapun kurikulum yang diberlakukan di sekolah, kita akan terus meningkatkan kapasitas diri dengan kesungguhan hati untuk memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas dan bermakna sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik kita," ujar Arwan.
Selanjutnya pada kurikulum ini tentu saja bukan kurikulum yang mudah untuk memulai. Ada beberapa konsep khusus yang menjadi ciri khas kurikulum ini dan membuat pengajaran menjadi lebih progresif dari sebelumnya. Konsep-konsep ini meliputi:
1. Penilaian kemahiran minimum
Diharapkan kurikulum ini akan memungkinkan setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan membaca dan berhitung mereka. Tentu saja, kami akan menganalisis secara kritis kemampuan analitis kognitif setiap siswa dan menggunakan kriteria evaluasi dari sudut pandang kemampuan berpikir mereka.
2. Survei kepribadian siswa
Proses evaluasi yang diterapkan oleh pemerintah tidak hanya didasarkan pada tingkat kualitas pendidikan masing-masing sekolah. Tetapi begitu juga dengan infrastruktur pendidikan dan ekosistem pendidikan dari masing-masing sekolah.
3. Penilaian hasil belajar
Konsep selanjutnya adalah metode evaluasi yang tidak hanya melalui hasil ujian nasional. Tetapi juga melalui portofolio dan hasil pesanan. Karena siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan diri dan bakatnya.
4. Kualitas pendidikan yang setara
Merdeka Belajar memiliki konsep mengutamakan pemerataan dalam arti pemerataan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Hal ini dicapai melalui kebijakan verifikasi dan kuota khusus untuk siswa.
sumber gambar: babad id
Post a Comment for "Konsep Kurikulum Merdeka Belajar"