Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tokoh Teori Hierarchy Of Needs dan Teori Hierarchy Of Needs

gambar koleksi google

Abraham Maslow dilahirkan pada tahun 1908 dalam keluarga imigran Rusia-Yahudi di Brooklyn, New York dan meninggal pada tahun 1970. Ia seorang yang pemalu, neurotik dan depresif namun memiliki rasa ingin tahun yang besar dan kecerdasan otak yang luar biasa. Maslow memiliki IQ 195, ia unggul disekolah. Ketika beranjak remaja, Maslow mengagumi karya para filsuf seperti Alfred North Whitehead, Henri Bergson, Thomas Jefferson, Abraham Lincoln, Plato, dan Baruch Spinoza. Di samping berkutat dalam kegiatan kognitif, ia juga mempunyai banyak pengalaman praktis. Ia bekerja sebagai pengantar koran dan menghabiskan liburan dengan bekerja pada perusahan keluarga.

Maslow hidup dalam zaman di mana bermunculan banyak aliran psikologi yang baru tumbuh sebagai disiplin ilmu yang relatif muda. Di Amerika, William James mengembangkan fungsionalisme, Psikologi Gestalt berkembang di Jerman, Sigmund Freud berjaya di Wina, dan John. B. Watson mempopulerkan Behaviourisme di Amerika. Ketika pada tahun 1954 Maslow menerbitkan bukunya yang berjudul Motivation and Personality, di dalamnya mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis.

Pada tahun 1950, Maslow mengembangkan teori Hirarki Kebutuhan (Hierarchy Of Needs). Abraham Maslow dianggap sebagai bapak Psikologi Humanistik. Psikologi Humanistik menggabungkan aspek-aspek psikologi Psikoanalitik dan psikologi Behaviouristik. Penganut Behaviourisme meyakini perilaku manusia dikendalikan oleh faktor eksternal. Psikologi psikoanalitik didasarkan pada gagasan bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh kekuatan bawah sadar internal. Meski mempelajari psikologi Behariouristik dan Psikoanalitik sekaligus, Maslow menolak gagasan bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh faktor internal dan eksternal saja. Teori Motivasi Maslow menyatakan bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh kedua faktor tersebut, yakni internal dan eksternal. Selain itu, Teori Maslow juga menyatakan bahwa manusia mempunyai kemampuan unik untuk membuat pilihan dan melaksanakan pilihan mereka sendiri. Penelitian yang dilakukannya membuat dirinya yakin bahwa orang memiliki kebutuhan tertentu yang tidak berubah dan asli secara genetis.

Teori Hierarchy Of Needs
Teori kepribadian Maslow dibuat berdasarkan beberapa asumsi dasar mengenai motivasi. Pertama, Maslow (1970) mengadopsi sebuah pendekatan menyeluruh pada manusia (holistic approach to motivation). Yaitu, keseluruhan dari seseorang, bukan hanya satu bagian atau fungsi, termotivasi.

Kedua, motivasi biasanya kompleks atau terdiri dari beberapa hal (motivation is usually complex) yang berarti bahwa tingkah laku seseorang dapat muncul dari beberapa motivasi yang terpisah. Contohnya, keinginan untuk belajar dapat termotivasi tidak hanya oleh adanya perintah dari orang tua, tetapi juga kebutuhan akan nilai yang baik, prestasi dan pengakuan kelompok . selain itu, motivasi untuk melakukan dapat disadari maupun tidak disadari oleh orang yang melakukan. Contohnya, motivasi seorang mahasiswa untuk mendapat nilai tinggi dapat menutupi motivasi yang sesungguhnya yaitu kebutuhan untuk mendominasi atau memperoleh kekuasaan.

Asumsi ketiga adalah bahwa orang-orang berulang kali termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan. Ketika suatu kebutuhan terpenuhi, biasanya kebutuhan tersebut berkurang kekuatan untuk memotivasinya dan tergantikan oleh kebutuhan lain. Contohnya, selama kebutuhan akan makanan dan rasa lapar belum terpenuhi, orang akan selalu berusaha mendapatkan makanan. Akan tetapi, ketika mereka sudah mendapat cukup makanan, mereka beralih ke kebutuhan-kebutuhan lain seperti keamanan, pertemanan dan penghargaan tinggi.

Asumsi lainnya adalah bahwa semua orang dimanapun termotivasi oleh kebutuhan dasar yang sama. Bagaimana cara ornag-orang di kultur yang berbeda–beda memperoleh makanan, membangun tempat tinggal, mengekspresikan pertemanan, dan seterusnya bisa bervariasi, tetapi kebutuhan dasar untuk makanan, keamanan dan pertemanan merupakan kebutuhan yang berlaku umum untuk semua mahkluk.

Asumsi terakhir mengenai motivasi adalah bahwa kebutuha-kebutuhan dapat dibentuk menjadi sebuah hirarki (needs can be arranged on a hierarchy) (Maslow, 1943,1970).

Hirarki Kebutuhan,Teori Maslow (1968,1970) meyakini bahwa tindakan disatukan oleh pengarahan yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan. Perilaku dapat menunjukkan beberapa fungsi secara berkesinambungan. Misalnya, menghadiri pesta bisa memuaskan kebutuhan akan kepercayaan diri dan interaksi sosial. Maslow merasa bahwa teori pengkondisian tidak menangkap kompleksitas perilaku manusia.

Kebanyakan tindakan manusia menampilkan usaha untuk memuaskan kebutuhan. Kebutuhan itu bersifat hirarki. Kebutuhan di tingkatan yang lebih rendah harus dipuaskan secara cukup sebelum kebutuhan diurutan yang lebih tinggi bisa mempengaruhi perilaku, kebutuhan fisiologis, urutan bawah dalam hirarki, terkait dengan hubungan pada makanan, udara dan air. Kebutuhan ini dipenuhi bagi kebanyakan orang sepanjang waktu, tetapi kebutuhan itu menjadi penting ketika tidak terpenuhi. Kebutuhan keamanan, mencakup keamanan lingkungan, mendominasi dalam keadaan yang penuh dengan bahaya: Orang-orang yang menyelamatkan diri dari banjir akan mengabaikan benda-benda berharganya untuk menyelamatkan diri. Kebutuhan keamanan juga tercakup dalam aktivitas seperti menyimpan uang, mempertahankan pekerjaan, dan memiliki asuransi.

Maslow (1970) mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan berikut ini berdasarkan prapotensi dari masing-masing: fisiologis (physiological), keamanan (safety), cinta dan keberadaan (love and belongingness), penghargaan (esteem), aktualisasi diri (self-actualization), pengetahuan (cognitif needs), dan keindahan (estetic).
gambar koleksi google
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhann yang paling mendasar pada diri setiap manusia adalah kebutuhan fisiologis, termasuk didalamnya adalah makanan, air, oksigen, mempertahankan suhu tubuh dan lain sebagainya. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang meiliki pengaruh atau kekuatan besar dari semua kebutuhan. Orang-orang yang terus-menerus merasa lapar akan termotivasi untuk makan (tidak termotivasi untuk mencari teman atau memperoleh harga diri). Mereka tidak melihat lebih jauh dari makanan, dan selama kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka motivasi utama mereka adalah untuk mendapatkan sesuatu untuk dimakan.

Kebutuhan fisiologis berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan yang lainnya setidaknya dalam dua hal penting. Pertama, kebutuhan fiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang dapat terpenuhi atau bahkan selalu terpenuhi. Orang-orang bisa cukup makan sehingga makanan akan kehilangan kekuatannya untuk memotivasi. Bagi orang yang selesai makan dalam porsi besar, pikiran tentang makanan bahkan dapat menyebabkan perasaan mual. Karakteristik berbeda yang kedua dari kebutuhan fisiologis adalah kemampuannya untuk muncul kembali. Setelah orang-orang selesai makan, mereka lama kelamaan akan lapar lagi, mereka kemudian mengisi pasokan makanan dan air, dan satu tarikan nafas akan dilanjutkan dengan tarikan nafas berikutnya. Akan tetapi, kebutuhan-kebutuhan di level lainnya tidak muncul kembali secara terus-menerus. Contohnya, orang yang paling tidak telah memenuhi kebutuhan mereka akan cinta dan pengahargaan akan tetap merasa percaya diri bahwa mereka dapat terus memenuhi kebutuhan mereka akan cinta dan harga diri.

2. Kebutuhan akan Keamanan
Ketika orang telah memenuhi kebutuhan fisiologis mereka, mereka menjadi termotivasi dengan kebutuhan akan keamanan, yang termasuk didalamnya adalah keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan yang mengancam, seperti perang, terorisme, penyakit, rasa takut, kecemasan, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Kebutuhan akan hukum, ketentraman, dan keteraturan juga merupakan bagian dari kebutuhan akan keamanan (Maslow, 1970).
Kebutuhan akan keamanan berbeda dengan kebutuhan fisiologis dalam hal ketidakmungkinan kebutuhan akan keamanan untuk terpenuhi secara berlebihan. Orang-orang tidak akan pernah benar-benar terlindung dari meteor, bencana alam, kebakaran, banjir, atau peristiwa bahaya lainnya.


3. Kebutuhan akan Cinta dan Keberadaan

Terpenuhinya kebutuhan fisiologis dan keamanan membuat orang termotivasi untuk memenuhi kebutuhan akan cinta dan keberadaan, seperti keinginan untuk berteman, keinginan untuk memiliki pasangan dan anak, kebutuhan untuk menjadi bagian dari keluarga, sebuah perkumpulan, lingkungan masyarakat, atau negara. Cinta dan keberadaan juga mencakup beberapa aspek dari seksualitas dan hubungan dengan manusia lain dan juga kebutuhan untuk memberi serta mendapatkan cinta (Maslow, 1970).

Orang yang kebutuhan akan cinta dan keberadaannya cukup terpenuhi sejak dari masa kecil tidak menjadi panik ketika cintanya ditolak. Orang semacam ini mempunyai kepercayaan diri bahwa mereka akan diterima oleh orang-orang yang penting bagi mereka, jadi ketika orang lain menolak mereka, mereka tidak merasa hancur. Kelompok kedua adalah kelompok yang terdiri dari orang-orang yang tidak pernah merasakan cinta dan keberadaan, dan oleh karena itu, mereka menjadi tidak mampu memberika cinta. Mereka jarang atau bahkan tidak pernah dipeluk ataupun disentuh ataupun mendapatkan pernyataan cinta dalam bentuk apapun. Maslow percaya bahwa orang semacam ini lama-kelamaan akan belajar untuk tidak mengutamakan cinta dan terbiasa dengan ketidakhadiran cinta.

Kategori ketiga adalah orang-orang yang menerima cinta dan keberadaan hanya dalam jumlah yang sedikit. Oleh karena hanya menerima sedikit cinta dan keberadaan, maka mereka akan sangat termotivasi untuk mencarinya. Dengan kata lain, orang yang menerima sedikit cinta mempunyai kebutuhan akan kasih sayang dan penerimaan yang lebih besar daripada orang yang menerima cinta dalam jumlah cukup atau yang tidak menerima cinta sama sekali (Maslow, 1970).

Anak-anak membutuhkan cinta agar mereka dapat tumbuh baik secara psikologis dan usaha mereka untuk mendapatkan kebutuhan ini biasanya dilakukan secara jujur dan langsung. Orang dewasa juga membutuhkan cinta, tetapi usaha mereka untuk mendapatkannya kadang kala disembunyikan dengan baik. Orang-orang dewasa sering kali melakukan tingkah laku yang mengalahkan diri sendiri, seperti berpura-pura tidak ramah pada orang lain atau bersikap sinis, dingin, kasar, dan acuh dalam hubungan interpersonal. Mereka mungkin menunjukkan bahwa mereka tampak mandiri dan bebas, tetapi pada kenyataannya mereka mempunyai kebutuhan yang kuat untuk diterima dan dicintai oleh orang lain.

4. Kebutuhan akan Penghargaan (self esteem)
Orang-orang yang kebutuhan cinta dan keberadaannya terpenuhi, mereka bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan.

Kepuasan kebutuhan harga diri menimbulkan perasaan dan sikap percaya diri, diri berharga, diri mampu, dan perasaan berguna dan penting di dunia. Sebaliknya, frustasi karena kebutuhan harga diri tak terpuaskan akan menimbulkan perasaan dan sikap inferior, canggung, lemah, pasif, tergantung, penakut, tidak mampu mengatasi tuntutan hidup dan rendah diri dalam bergaul. Menurut Maslow, penghargaan dari orang lain hendaknya diperoleh berdasarkan penghargaan diri kepada diri sendiri.

5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Akhirnya setelah semua kebutuhan dasar terpenuhi munculah kebutuhan aktualisasi diri, yakni kebutuhan menjadi sesuatu yang mampu mewujudkan seluruh bakat kemampuan potensinya. Aktualisasi diri ini mempunyai wujud berupa keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri dan untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya.

6. Kebutuhan akan Tahu (Pengetahuan)
Kebutuhan akan pengetahuan yaitu kebutuhan untuk lebih banyak mengetahui perkembangan yang terjadi. Kebutuhan ini dipenuhi sendiri oleh dirinya, tidak lagi membutuhkan peran orang lain.

7. Kebutuhan akan Estetika
Kebutuhan untuk mencapai tingkat tertinggi dari potensi yang dimiliki.dan terus mengembangkan menjadi sesuatu yang bisa menjadikan semuanya menjadi lebih mudah dan ini akan menjadi self-actualization yang timbul secara tidak langsung.
Kebutuhan estetis adalah kebutuhan akan norma-norma kehidupan. Misalnya kebutuhan akan keindahan, dan kebutuhan akan kerapian.

Post a Comment for "Tokoh Teori Hierarchy Of Needs dan Teori Hierarchy Of Needs "