Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Pengertian Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Menurut Soedjadi dalam (Purwaningsari, 2011: 1) metode pembelajaran penemuan terbimbing adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang dengan menggunakan pendekatan penemuan. Para siswa diajak atau didorong untuk melakukan kegiatan eksperimental, sedemikian sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan sesuatu yang diharapkan.
Soejadi dalam Auliya(2007), Guided Discovery merupakan model pembelajaran yang mengajak para siswa atau didorong untuk melakukan kegiatan sedemikian sehingga pada akhirnya siswa menemukan sesuatu yang diharapkan. Sedangkan menurut Bruner ”penemuan adalah suatu proses, suatu jalan/cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu”. Dengan demikian di dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan (Markaban, 2006:9).
Model penemuan terbimbing atau terpimpin adalah model pembelajaran penemuan yang dalam pelaksanaanya dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing (Ali, 2006:87).
Soejadi dalam Auliya(2007), Guided Discovery merupakan model pembelajaran yang mengajak para siswa atau didorong untuk melakukan kegiatan sedemikian sehingga pada akhirnya siswa menemukan sesuatu yang diharapkan. Sedangkan menurut Bruner ”penemuan adalah suatu proses, suatu jalan/cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu”. Dengan demikian di dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan (Markaban, 2006:9).
Ciri utama perencanaan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery) menurut Howe (1993:184) sebagai berikut :
- Tujuan-tujuan kinerja (performance objectives). Pernyataan hasil sasaran atau pernyataan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Ini adalah suatu hal yang terpenting dalam rencana pembelajaran apapun.
- Bahan-bahan yang digunakan (materials). Daftar alat dan bahan yang diperlukan selama kegiatan pembelajaran yang akan menunjang tercapainya tuuan pembelajaran.
- Kegiatan-kegiatan pembelajaran (learning activities).
a) Motivasi (motivation).
Bagian dari proses kegiatan pembelajaran yang selalu memperhatikan apakah motivasi “spesial” dibutuhkan. Hal ini diperlukan untuk menarik minat dan keingintahuan siswa untuk belajar.
b) Pengumpulan Data (data collection).
Kegiatan pembelajaran dimana guru harus yakin bahwa semua siswa melakukan kegiatan eksperimen dan pengamatan terlibat. Pada tahap ini, data yang dikumpulkan harus lebih dari satu data, karena digunakan untuk merangsang pemikiran siswa tentang satu rangkaian pengamatan.
c) Pemprosesan data (data processing).
Bagian kegiatan pembelajaran dimana data yang didapatkan di analisis atau di olah sehingga didapatkan suatu kesimpulan atau prinsip yang ingin ditemukan. Kegiatan ini adalah bagian yang penting dari pembelajaran Discovery atau penemuan. Kegiatan ini diperlukan suatu diskusi untuk mendiskusikan sesuatu yang berbeda dari data yang didapatkan dalam pengamatan. Idealnya, pengolahan data berlangsung seketika setelah pengumpulan data, selagi pengalaman masih segar dalam memori siswa.
d) Kegiatan penutup (closure)
Bagian dari proses kegiatan pembelajaran yang meminta siswa untuk menarik kesimpulan yang mereka dapatkan. Untuk pengembangan berfikir lebih lanjut, maka guru dapat melanjutkan menutup pelajaran dengan suatu pertanyaan / soal.
e) Penilaian.
Meliputi suatu pernyatan bagaimana cara penilaian “apakah tujuan pembelajaran telah tercapai”.
B. Langkah-langkah Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Menurut Markaban (2006:16) agar pelaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing ini berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang mesti ditempuh adalah sebagai berikut :
- Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.
- Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah kearah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau LKS.
- Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
- Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat oleh siswa tersebut diatas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk menyakinkan prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.
- Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya.
- Sesudah siswa menemukan apa yang dicari hendaknya guru menyediakn soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah penemuan itu benar.
Daftar Pustaka :
Markaban. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing. Yogyakarta: Depdiknas
Artikel yg sgt bermanfaat, Lanjutkan!!
ReplyDelete