Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TEORI MEDAN, STRUKTUR KEPRIBADIAN DAN PENGUNAAN TEORI MEDAN DALAM BELAJAR

gambar koleksi google
Teori Medan
Kaum kognitivisme mengadopsi konsep pengaruh medan dalam ilmu fisika dan kimia ke dalam psikologi Gestalt.

Secara umum , Field (medan) dapat dideskripsikan sebagai sistem yang saling terkait secara dinamis, di mana setiap bagiannya saling mempengaruhi satu sama lain. Hal penting dalam suatu medan adalah bahwa tidak ada yang eksis secara terpisah atau terisolasi. Psikologi Gestalt menggunakan konsep medan ini di banyak level, gestalten itu sendiri, misalnya, dapat dianggap sebagai medan-medan kecil; lingkungan yang dipersepsi dapat dianggap sebagai suatu medan,; dan seseorang dapat dianggap sebagai sistem yang saling terkait secara dinamis. Psikologi Gestalt percaya bahwa apa pun yang terjadi pada sesorang akan mempengaruhi sesuatu yang lain di dalam diri orang itu. (Heregenhahn&Olson,2014:284)

Adopsi teori medan dalam psikologi kepribadian dilakukan oleh Kurt Lewin yang memakai asumsi Gestalt, yaitu :
  1. Dasar pemahaman psikologi bukan elemen (gambaran rincian jiwa), tetap saling hubungan, pola atau konfigurasi. Elemen digambarkan untuk saling memahami hubungannya, bukan ujud dan ukurannya.
  2. Beberapa saling hubungan menjadi dasar dari saling hubungan yang lain, sehingga dapat dideskripsikan kecenderungan kepribadian bergerak menuju kesatuan gestalt.
  3. Psikologi seharusnya dipahami dalam bentuk teori medan (field theory), di mana field adalah sistem pengaturan diri yang ditentukan oleh saling hubungan antar bagian-bagian dari unsur yang mendukung sistem itu. 
Lewin bermaksud merancang sebuah sistem teoritis yang bisa digunakan untuk memprediksi perilaku seorang individu yang termotivasi. Ia menemukan jawabannya dalam konsep ruang hidup (life space). Konsep ini bisa didefinsikan sebagai totalitas fakta yang menentukan perilaku seorang individu pada waktu tertentu. Secara konseptual hal ini tergambar sebagai sebuah ruang dua dimensi di mana individu bergerak. Ruang ini mewadahi orang itu sendiri, tujuan yang ia usahakan, tujuan negatif yang hendak dia hindari, halangan yang membatasi geraknya, dan jalur yang harus dia tempuh untuk meraih keinginannya.

Lewin menggambarkan manusia sebagai pribadi yang berada dalam lingkungan psikologis, dengan ruang hidup yang disebut topologi. Fokusnya adalah saling hubungan antara segala sesuatu di dalam jiwa manusia, hubungan antara bagian dengan bagian dan antara bagian dengan keseluruhan.

Lewin mengatakan bahwa perilaku manusia pada waktu tertenti ditentukan oleh jumlah total dari fakta psikologis pada waktu tertentu. Menurutnya fakta psikologis adalah segala sesuatu yang disadari manusia, seperti rasa lapar, ingatan masa lalu, memiliki sejimlah uang, berada di tempat tertentu atau di depan orang lain. Life space atau (ruang kehidupan ) seseorang adalah jumlah total dari semia fakta psikologis ini. Beberapa fakta ini menimbulkan pengaruh positif pada perilaku seseorang, dan sebagian lainnya menimbulkan efek negatif. Totalitas kejadian itulah yang akan menentukan perilaku seseorang pada waktu tertentu. (Heregenhahn&Olson,2014:284)

Lewin (1936:6), menjelaskan bahwa konsep yang ia kemukakan bukan suatu sistem psikologi baru yang terbatas pada suatu isi yang spesifik, tetapi lebih pada penggambaran suatu alat, suatu konsep yang mana menggambarkan realitas psikologi. Untuk itu karakteristik yang perlu diketahui adalah :
  1. Konsep ini membangun suatu kerangka kerja untuk gambaran konstuktif dan turunan dari proses psikologi yang konsisten secara logis dan pada waktu yang sama diadaptasi pada bentuk spesial “ Psikologi Ruang Hidup” 
  2. Konsep ini meliputi karakteristik lingkungan dan individu. 
  3. Konsep ini tidak membuat asumsi lain daripada yang tersedia. 
  4. Konsep ini berproses dengan suatu metode perkiraan berturut-turut.
Struktur Kepribadian menurut Kurt Lewin
Menurut Lewin sebaiknya menggambarkan pribadi itu dengan menggunakan definisi konsep-konsep struktural secara spasial. Dengan cara ini , Lewin berusaha mematematisasikan konsep-konsepnya dengan Matematika bersifat non-motris dan menggambarkan hubungan-hubungan spasial dengan istilah-istilah yang berbeda. Pada dasarnya matematika Lewin merupakan jenis matematika untuk menggambarkan interkoneksi dan interkomunikasi antara bidang bidang spasial dengan tidak memperhatikan ukuran dan bentuknya.

Pemisahan pribadi dari yang lain-lainnya di dunia dilakukan dengan menggambarkan suatu figur yang tertutup. Batas dari figur menggambarkan batas batas dari entitas yang dikenal sebagai pribadi. Segala sesuatu yang terdapat dalam batas itu adalah P (pribadi): sedangkan segala sesuatu yang terdapat di luar batas itu adalah non-P.

Selanjutnya untuk melukiskan kenyataan psikologis ialah menggambar suatu figur tertutup lain yang lebih besar dari pribadi dan yang melingkupnya. Bentuk dan ukuran figur yang melingkupi ini tidak penting asalkan ia memenuhi syarat yakni lebih besar dari pribadi dan melingkupimya. Figur yang baru ini tidak boleh memotong bagian dari batas lingkaran yang menggambarkan pribadi.

Lingkaran dalam elips ini bukan sekedar suatu ilustrasi atau alat peraga, melainkan sungguh-sungguh merupakan suatu penggambaran yang tepat tentang konsep-konsep struktural yang paling umum dalam teori Lewin, yakni pribadi, lingkungan psikologis dan ruang hidup.

a. Ruang Hidup
Ruang hidup mengandung semua kemungkinan fakta yang dapat menentukan tingkah laku individu. Ruang hidup meliputi segala sesuatu yang harus diketahui untuk memahami tingkah laku kongkret manusia individual dalam suatu lingkungan psikologis tertentu pada saat tertentu. Tingkah laku adalah fungsi dari ruang hidup.

Secara matematis : TL = f( RH)

Fakta fakta non psikologis dapat dan sungguh sungguh mengubah fakta fakta psikologis. Fakta fakta dalam lingkungan psikologis dapat juga menghasilkan perubahan perubahan dalam dunia fisik. Ada komunikasi dua arah antara ruang hidup dan dunia luar bersifat dapat ditembus (permeability), tetapi dunia fisik (luar) tidak dapat berhubungan langsung dengan pribadi karena suatu fakta harus ada dalam lingkungan psikologis sebelum mempengaruhi/dipengaruhi oleh pribadi.

b. Lingkungan Psikologis
Meskipun pribadi dikelilingi oleh lingkungan psikologisnya, namun ia bukanlah bagian atau termasuk dalam lingkungan tersebut. Lingkungan Psikologis berhenti pada batas pinggir elips, Tetapi batas antara pribadi dan lingkungan juga bersifat dapat ditembus. Hal ini berarti fakta fakta lingkungan dapat mempengaruhi pribadi.

Secara matematis : P = f (LP)
Dan fakta fakta pribadi dapat mempengaruhi lingkungan.
Secara matematis : LP = f (LP)

c. Pribadi
Menurut Lewin, pribadi adalah heterogen, terbagi menjadi bagian bagian yang terpisah meskipun saling berhubungan dan saling bergantung. Daerah dalam personal dibagi menjadi sel sel. Sel sel yang berdekatan dengan daerah konseptual motor disebut sel sel periferal ;p; sel sel dalam pusat lingkaran disebut sel sel sentral,s.

Sistem motor bertidak sebagai suatu kesatuan karena biasanya lahannya dapat melakukan suatu tindakan pada satu saat. Begitu pula dengan sistem perseptual artinya orang hanya dapat memperhatikan dan mempersepsikan satu hal pada satu saat. Bagian bagian tersebut mengadakan komunikasi dan interdependen; tidak bisa berdiri sendiri.

Penggunaan Teori Medan dalam Belajar (Teori Medan Kognitif)
Kurt Lewin, mengembangkan suatu teori belajar kognitiv-field dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi sosial. Lewin memandang masing-masing individu berada di dalam suatu medan kekuatan yang bersifat psikologis. Medan dimana individu bereaksi disebut life space. Life space mencakup perwujudan lingkungan di mana individu bereaksi, misalnya: orang-orang yang dijumpainya, objek material yang ia hadapi serta fungsi kejiwaan yang ia miliki. Jadi menurut Lewin, belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif. Perubahan sruktur kognitif itu adalah hasil dari dua macam kekuatan, satu dari stuktur medan kognisi itu sendiri, yang lainya dari kebutuhan motivasi internal individu. Lewin memberikan peranan lebih penting pada motivasi dari reward.

Beberapa hasil penelitian dari Lewin adalah meliputi hasil belajar, hukuman dan hadiah, berhasil dan gagal dan energi cadangan.

a. Belajar adalah perubahan dalam struktur kognitif
Apabila seseorang belajar maka akan bertambah pengetahuannya. Ini berarti ruang hidupnya menjadi lebih terdiferensiasikan, lebih banyak subregions yang dimilikinya, yang dihubungkan oleh jalur-jalur tertentu. Dengan kata lain orang tahu lebih banyak tentang fakta-fakta dan saling hubungan antara fakta-fakta itu.

Hasil belajar ditandai dengan terjadinya perubahan dalam struktur kognitif. Perubahan struktur kognitif ini dapat terjadi karena ulangan, situasi perlu diulang-ulang sebelum strukturnya berubah.

Perubahan dalam struktur kognitif ini untuk sebagian berlangsung dengan prinsip pemolaan (patterning) dalam pengamatan. Jadi di sini terbukti betapa pentingnya pengamatan itu dalam belajar. Perubahan ini disebabkan oleh kekuatan yang telah intrinsik ada dalam struktur kognitif, tetapi struktur kognitif ini juga berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan yang ada pada individu.

b. Hadiah dan Hukuman menurut interprestasi Kurt Lewin
Kurt Lewin menggambarkan situasi yang mengandung hadiah dan hukuman itu sebagai situasi yang mengandung konflik.

Situasi yang mengandung hukuman dideskripsikan pada gambar berikut:
Di dalam situasi yang digambarkan itu pribadi (P) harus melakukan pekerjaan atau tugas yang tidak menyenangkan (Tg), karenanya ada kebutuhan untuk meninggalkan tugas yang tidak menyenangkan itu. Supaya ia tetap pada pekerjaan itu ada ancaman hukuman kalau dia tidak mengerjakan (Hk). Supaya pribadi tidak meninggalkan medan itu maka harus ada rintangan atau barrier (B)

Situasi yang mengandung hadiah dideskripsikan pada gambar berikut:
Dalam situasi yang mengandung hadiah tidak perlu pribadi dimasukkan dalam tembok pengawasan seperti yang digambarkan sebelumnya. Karena menariknya hadiah akan menahan pribadi itu untuk tetap di dalam medan itu. Tetapi memang perlu diberi barrier (B) untuk mencegah supaya pribadi jangan sampai mencapai hadiah secara langsung tanpa mengerjakan tugas yang seharusnya dikerjakan.

Menurut Lewin (1935:114), hadiah dan hukuman (reward and punishment) tidak diberikan dalam pengertian sosial atau hukum tetapi hanya sebagai kategori psikologi. Suatu tindakan tertentu di dalam suatu kasus bisa saja hukuman, tapi di hal lain hadiah, sesuai keseluruhan situasi di mana anak berada.

Kemungkinan adanya hadiah dan hukuman hanya muncul jika anak diperlukan untuk membentuk suatu tindakan, untuk berperilaku dengan cara tertentu, selain itu jika pada waktu itu dia memilihnya.

Jika aktifitas yang diinginkan oleh pengajar dengan sendirinya sudah memiliki daya tarik yang cukup besar sepertinya hadiah dan hukuman bagi anak tidaklah dibutuhkan. Anak dengan kebutuhannya sendiri segera bergerak menuju perintah yang diinginkan.

Hadiah atau hukuman karenanya harus mengarahkan anak untuk melaksanakan perintah yang diberikan atau mematuhi larangan yang diberikan, untuk mengulang hal-hal baik itu dilakukan secara alami atau dari aktivitas yang diinginkan.

c. Masalah berhasil dan gagal
Kurt Lewin lebih setuju penggunaan istilah sukses dan gagal daripada hadiah dan hukuman. Pengalaman sukses dan gagal bersifat individual, sesuatu yang sama mungkin dianggap sebagai keberhasilan seseorang, tetapi mungkin juga dianggap kegagalan bagi yang lain.

Apalagi gejala psikologis mengenai sukses dipandang dari segi si pelajar, setidak-tidaknya mengandung kemungkinan sebagai berikut :
  1. Orang akan mendapat pengalaman sukses kalau dia mencapai apa yang ingin dicapainya. 
  2. Orang juga mungkin sudah mendapatkan pengalaman sukses kalau dia mendekati atau dalam daerah tujuan. 
  3. Kadang-kadang dapat juga terjadi bahwa orang telah mendapatkan pengalaman sukses kalau dia berbuat dalam cara yang oleh umum dianggap sebagai tindakan yang dapat menuju ke pencapaian tujuan. 
d. Sukses membawa mobilisasi energi cadangan
Manusia memiliki energi dalam dirinya, yang disebut energi psikis. Energi ini dapat digunakan untuk bermacam aktivitas, seperti mengamati, mengingat, berpikir, dan seterusnya. Dalam keadaan sehari-hari energi itu hanya digunakan sebagian, sisanya tersimpan sebagai cadangan.

Kurt Lewin beranggapan bahwa dinamika kepribadian itu dikarenakan adanya energi psikis. Jika seseorang mendapatkan pengalaman sukses maka akan terjadi mobilitas energi cadangan tersebut, sehingga kemampuan individu untuk memecahkan problem bertambah, meningkat. Karena itu dianjurkan untuk memberikan sebanyak mungkin kesempatan pada anak didik kita, supaya mereka mendapatkan pengalaman sukses.

DAFTAR PUSTAKA
Heregenhahn,B.R. & Olson, Matthew H. Theories of Learning.4014. Jakarta : Prenadamedia Group.

Lewin, Kurt. A Dynamic Theory of Personality. 1935. New York and London : McGraw-Hill Book Company, Inc.

Lewin, Kurt. Principles of Topological Psychology. 1936. New York and London : McGraw-Hill Book Company, Inc.

Post a Comment for "TEORI MEDAN, STRUKTUR KEPRIBADIAN DAN PENGUNAAN TEORI MEDAN DALAM BELAJAR"