Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TOKOH TEORI SOSIOKULTURAL LEV SEMENOVICH VYGOTSKY

Biografi Lev Seminovich Vygotsky
gambar koleksi google

Nama lengkap Vygotsky adalah Lev Semonovich Vygotsky lahir pada 17 November tahun 1896 di Tsarist Russia, di suatu kota Orscha, Belarussia. Vygotsky berasal dari keluarga kelas menengah keturunan Yahudi. Dia tumbuh dan besar di Gomel, suatu kota sekitar 400 mil bagian barat Moscow. Sewaktu dia masih muda, dia tertarik pada studi-studi kesusasteraan dan analisis sastra, dan bercita-cita menjadi seorang penyair dan filosof.

Vygotsky mempelajari berbagai bidang studi di sekolah, termasuk psikologi, filsafat, dan sastra. Ia memasuki sekolah kedokteran di Universitas Moscow dan dalam waktu yang tidak lama kemudian dia pindah ke sekolah hukum sambil mengambil studi kesusasteraan pada salah satu universitas swasta. Ia menerima gelar hukum dari Moscow Imperial University tahun 1917.

Dia menjadi tertarik pada psikologi pada umur 28 tahun. Awalnya ia menjadi guru sastra disebuah sekolah, namun pihak sekolah juga memintanya untuk mengajar psikologi, padahal ia sama sekali tidak pernah mengenyam pendidikan formal di fakultas psikologi sebelumnya. Namun, inilah skenario yang menjadikan ia tertarik untuk menekuni psikologi, hingga akhirnya ia melanjutkan kuliah di program studi psikologi Moscow Institute of Psycology pada tahun 1925. Judul desertasinya mengenai ”Psychology of Art”.

Setelah lulus ia kembali ke kampong halamannya Gomel yang penuh dengan permasalahan akibat pendudukan Jerman, kelaparan, dan perang sipil. Dua orang saudara kandungnya meninggal, dan ia sendiri menderita tuberculosis (TBC). Ia mengajar untuk kuliah-kuliah bidang psikologi dan sastra, menulis kritik sastra, dan mengedit sebuah jurnal. Ia juga bekerja di institute pelatihan guru dimana ia mendirikan laboratorium psikologi dan menulis sebuah buku psikologi pendidikan (Tudge & Scrimsher, 2003 dalam Schunk 2012).

Dalam masa hidupnya ia mendapat tekanan yang begitu besar dari dari pemegang kekuasaan dan para penganut idelogi politik di Rusia untuk mengadaptasi dan mengembangkan teorinya. Perkembangan pemikirannya meluas setelah ia wafat pada tahun 1934 ketika masih berusia 37 tahun dikarenakan menderita penyakit tuberculosis (TBC). Barulah seluruh ide dan teorinya diterima oleh pemerintah dan tetap dianut dan dipelajari oleh mahasiswanya.

Beberapa peristiwa penting yang terjadi dalam hidup Vygotsky terjadi pada tahun 1924 saat Kongres Psikoneurologi All-Russian kedua di Leningrad. Teori psikologi yang berlaku saat itu adalah teori yang mengabaikan pengalaman-pengalaman subjektif dan lebih memilih releks-refleks terkondisi dari Pavlov dan sorotan behaviorismen terhadap pengaruh-pengaruh lingkungan. Vygotsky mempresentasikan sebuah tulisan ilmiah (“The Methods of Reflexological and Psychological Investigation”/”Metode-metode penelitian refleksologi dan psikologi”) dimana ia mengkritik pandangan-pandangan yang dominan saat itu dan berbicara tentang hubungan reflex-refleks terkondisi dengan pikiran sadar dan perilaku manusia. Eksperimen-eksperimen Pavlov yang menggunakan anjing dan studi-studi Kohler yang menggunakan kera menghapuskan perbedaan-perbedaan antara manusia dan hewan.

Vygotsky berpendapat bahwa, tidak seperti hewan yang hanya bereaksi terhadap lingkungan, manusia memiliki kapasitas yang mengubah lingkungan sesuai dengan keperluan mereka. Kapasitas adaptif ini membedakan manusia dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah darinya. Pidatonya meninggalkan kesan pada salah seorang pendengarnya Alexander Luria sehingga ia diundang untuk bergabung dalam Institut Psikologi Eksperimental yang prestisius di Moscow. Ia membantu mendirikan Institute of Defektology yang tujuannya mempelajari cara-cara membantu orang-orang cacat. Sampai saat meninggalnya pada 1934, ia telah menulis secara luas tentang mediasi sosial dari pembelajaran dan peran pikiran sadar; ia sering bekerja sama dengan rekan-rekannya Luris dan Leontiev (Rohrkemper, 1989 dalam Schunk 2012).

Untuk memahami pandangan Vygotsky, bahwa ia adalah seorang Marxist dan bahwa pandangan-pandangannya merepresentasikan usaha untuk menerapakan ide-ide Marxist tentang perubahan sosial terhadap bahasa dan perkembangan. Setelah Revolusi Rusia tahun 1917, sebuah keadaan mendesak diantara para pemimpin baru menimbulkan perubahan pesat di dalam masyarakat. Orientasi teoritis sosiokultural Vygotsky menjadi sesuai dengan tujuan-tujuan revolusi yang ingin mengubah budaya menjadi sistem sosial.

Vygotsky memiliki beberapa akses ke masyarakat barat, tetapi sedikit sekali dari apa yang ditulisnya diterbitkan semasa hidupnya atau beberapa tahun setelah kematiannya (Gredler, 2009). Sebuah iklim negatif berlangsung di bekas negara Uni Soviet ini partai Komunis menekankan pengujian dan publikasi psikologis. Vygotsky mendukung pemikiran revisionis. Ia beralih dari pandangan psikologi Pavlov yang fokus pada reflex-refleks ke perspektif kultural historis yang menekankan bahasa dan interaksi sosial. Beberapa tulisannya bertentangan dengan pandangan-pandangan Stalin dan karena itu tidak diterbitkan. Referensi-referensi terhadap tulisannya dilarang di Uni Soviet.

Daftar Pustaka
Gredler, Margaret. E. 2011. Learning and Instruction Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana.

Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories An Educational Perspective Sixth Edition. Boston: The Univerity of North Carolina at Greensboro.

Post a Comment for "TOKOH TEORI SOSIOKULTURAL LEV SEMENOVICH VYGOTSKY"